Monthly Archives: March, 2019

Berapakah umur murid-murid saat dipanggil Tuhan Yesus?

Tidak ada keterangan detail di Alkitab mengenai umur murid-murid Tuhan Yesus saat dipanggil untuk menyertai Dia dalam pelayanan selama 3 tahun sebelum Ia naik ke Surga, namun kita dapat menoleh pada beberapa konteks sejarah dan petunjuk Alkitabiah.

Lukisan terkenal “The Last Supper” oleh Leonardo da Vinci pada akhir abad ke-15 menunjukan suatu variasi dalam umur murid-murid Tuhan. Tampak dalam gambar ini bahwa Petrus, Andreas, Tadeus dan Simon sudah tua. Hal ini dapat dinilai secara subjektif dengan melihat keempat murid tersebut memiliki karakteristik wajah yang lebih dewasa seperti seorang bapak berumur 35 – 50 ketimbang murid lainnya. Deskripsi dalam film-film Tuhan Yesus pun sering menunjukan murid-muridNya memiliki perawakan yang lebih “tua” dibanding Tuhan Yesus. Apakah benar demikian? Disamping deskripsi lukisan agung ini, mari kita menelusurinya dari perspektif sejarah dan Alkitab.

The last supper

Dari segi pendidikan dan pekerjaan

Tuhan Yesus dipercaya mulai melayani saat berumur 30 tahun, sebab pada umur ini seorang rabbi Yahudi sudah dapat menerima murid dalam didikannya. Dalam budaya Yahudi (bahkan dalam budaya-budaya lainnya), murid itu cenderung lebih muda dibanding gurunya. Oleh karena itu kemungkinan besar murid-murid Tuhan Yesus berada di bawah umur 30 tahun saat pertama kali dipanggil.

Dalam budaya Yahudi, seorang anak pada usia ke-13 sudah mulai mempertanggungjawabkan perbuatan mereka terhadap tradisi dan hukum Yahudi, atau lebih common dengan istilah Bar Mitzvah (ekuivalen dengan peneguhan sidi dalam ajaran Protestan).

Bagi anak Yahudi yang memiliki kemampuan akademik (atau kemampuan finansial) yang bagus, maka setelah Bar Mitzvah mereka dapat menempuh pendidikan lanjut dibawah bimbingan seorang rabbi sampai ia berumur 30 tahun, dimana ia pun dapat otoritas untuk mengajar orang lain. Tidak ada Rabbi yang berusia dibawah 30 tahun, dan tidak ada murid yang berusia diatas 30 tahun. Contoh dalam kasus nya Rasul Paulus. Ia seorang anak yang pintar dan berasal dari keluarga yang kaya dari Tarsus sehingga ia pergi belajar di Yerusalem di bawah sang Rabbi Gameliel.

Pendidikan dasar Yahudi itu biasanya terdiri atas Mikra (usia 5 tahun), Mishnah (usia 10 tahun), mitzvoth (usia 13 tahun), dan Talmud (usia 15 tahun). Pendidikan lanjutan di bawah didikan seorang rabbi biasanya mulai pada umur 13 – 15 tahun. Jika kasusnya demikian, maka sangat mungkin jika kebanyakan murid Tuhan Yesus masih berumur belasan tahun saat pertama kali dipanggil untuk menjadi murid-muridNya, dan sampai saat peristiwa kebangkitanNya pun mereka masih tergolong remaja juga.

Sepertinya murid-murid Tuhan Yesus semuanya memiliki kemampuan akademik dan finansial yang pas-pasan, sehingga tidak ada yang melanjutkan pendidikan mereka. Contohnya Petrus, setelah menerima Roh Kudus, ia berbicara dengan berapi-api dihadapan Mahkamah Agama sehingga membuat sidang itu heran, karena mereka ketahui bahwa Petrus dan Yohanes adalah orang biasa yang “tidak terpelajar” (Kisah Para Rasul 4:13). Hal ini dengan jelas menjelaskan tingkat pendidikan mereka. Berarti setelah pendidikan formal, mereka tidak lanjut studi, namun langsung bekerja untuk support keluarga mereka. Makanya para murid tampak kaget dan merasa tidak layak saat dipanggil untuk menjadi murid Tuhan Yesus, seorang rabbi yang mulai tenar saat itu.

Beberapa murid-murid Tuhan Yesus sudah memiliki pekerjaan saat dipanggilNya, baik sebagai nelayan (Petrus, Andreas, Yohanes dan Yakobus) maupun sebagai pemungut cukai (Matius). Sekolah Yahudi biasanya selesai pada umur ke-13 (bukan seperti zaman sekarang yang memiliki kewajiban sekolah 12 tahun), sehingga tidak menutup kemungkinan mereka masih punya waktu untuk berkarir/bekerja dan masih dapat bergabung dengan Tuhan Yesus pada umur yang sangat muda. Matius kemungkinan lebih tua daripada murid lainnya (kecuali Petrus) sebab ia bekerja sebagai pemungut cukai, sebuah pekerjaan yang nampaknya kurang sesuai untuk seorang anak remaja. Yakobus dan Yohanes nampaknya masih muda, sebab saat dipanggil mereka masih bekerja bersama (atau membantu) ayah mereka sebagai nelayan (Markus 1:20).

Dari segi tradisi dan sifat murid-murid

Kemungkinan semua murid-murid masih bujang, kecuali Petrus yang sudah menikah (Ibu mertuanya disebutkan dalam Matius 8:14-15), namun tidak menutup kemungkinan murid lainnya juga sudah menikah, namun tidak disebutkan dalam Alkitab. Pada zaman Tuhan Yesus, secara umum seorang pria Yahudi menikah setelah berumur 18 tahun, sehingga mungkin Petrus saat itu berusia lebih daripada 18 tahun.

Salah satu indikator juga ialah pada saat Simon Petrus dan Tuhan Yesus membayar pajak untuk Bait Allah (Matius 17:24-27). Kewajiban ini diperuntuk orang yang berusia 20 tahun keatas (Keluaran 30:13-14), dan dibayar setiap tahunnya (Nehemia 10:32). Ini berarti Petrus saat itu berumur 20 tahun keatas sebab dia juga membayar pajak. Perhatikanlah kalimat yang dikatakan Tuhan Yesus pada injil Matius tersebut: “Ambilah itu dan bayarkanlah kepada mereka, bagi-Ku dan bagimu juga.” Murid-murid yang lain juga berada disitu pada kejadian tersebut (lihat ayat 24), namun sepertinya mereka tidak wajib membayar pajak karena belum cukup umur.

Cara Tuhan Yesus menyapa murid-murid-Nya juga bisa menjadi salah satu indikator penentuan umur mereka. Yesus sering menyapa mereka dengan sebutan anak-anak (KJV: children): Dalam Yohanes 13:33;

Hai anak-anak-Ku, hanya seketika saja lagi Aku ada bersama kamu….”

dan dalam Yohanes 21:5, Yesus menyapa:

Hai anak-anak, adakah kamu mempunyai lauk-pauk?”

Walaupun status Tuhan Yesus saat itu sebagai seorang rabbi yang terpandang, dan Ia sebagai Allah yang hidup, sehingga berhak memanggil siapapun dengan sapaan apa saja, namun dengan mempertimbangkan sisi manusiaNya dan sisi budaya, akan nampak kurang sopan jika Dia menyapa orang yang lebih tua (atau seorang dewasa) daripada Diri-Nya dengan sebutan seperti ini.

Salome, ibu Yohanes dan Yakobus, isteri daripada Zebedeus, meminta kepada Tuhan Yesus agar kedua anaknya boleh duduk di sebelah kanan dan kiri-Nya di dalam kerajaaanNya kelak (Matius 20:20-24). Permintaan ini dilakukan secara terbuka di depan murid-murid lainnya, dan setelah Tuhan Yesus memberikan penjelasan, maka marahlah murid-murid lainnya kepada Yohanes dan Yakobus. Sifat dan permintaan ibu Salome ini akan nampak aneh jikalau kedua anaknya itu sudah dewasa. Analoginya seperti seseorang berumur 30-an atau 40-an yang memiliki seorang ibu yang meminta kepada guru untuk memberikan “keistimewaan” bagi anak-anaknya di depan teman-temannya yang lain. Permintaan yang terbuka seperti ini akan lebih masuk akal jikalau mereka masih remaja atau masa akhir remaja.

Sifat kekanak-kanakan juga sering muncul diantara para murid, seperti bagaimana mereka bertengkar siapa yang terbesar diantara mereka (Lukas 9:46), merasa takut saat ada taufan di danau (Lukas 8:22-25) — (jika mereka nelayan yang berpengalaman, pasti mereka akan merasa terbiasa dengan keadaan seperti ini), dan masih banyak saat-saat dimana murid-murid itu bersifat spontan, bingung, dan tidak mengerti akan apa yang dikatakan oleh Tuhan Yesus, serta cepat sekali dalam mengakui kesalahan mereka, dan langsung dikoreksi kembali oleh Tuhan.

Rasul Yohanes (yang juga termasuk 12 murid Tuhan Yesus) dipercayai meninggal sekitar tahun 96 M, yakni sekitar 66 tahun setelah kematian Tuhan Yesus. Ia dipercayai sebagai murid yang hidup terlama dibanding murid-murid lainnya. Hal ini memungkinkan, sebab jika Yohanes dipanggil menjadi murid Kristus pada umur 15-an tahun, berarti dia sudah berumur 81 saat ia menulis Kitab Wahyu.

Kesimpulan

Umur murid-murid saat dipanggil berkisar 15 – 29 tahun. Tampaknya Simon Petrus paling tua diantara semua, dan Yohanes kemungkinan yang termuda. Murid-murid lainnya kebanyakan masih remaja, ada yang berumur belasan tahun dan mungkin ada yang sudah berumur 20-an.

Respon

Hal ini sangat mengagumkan, sebab jika menelusuri kitab Injil, kita bisa belajar betapa hebatnya respon murid-murid yang muda ini terhadap pelayanan dan pengajaran Tuhan Yesus. Mereka dididik dalam kurun waktu 3 tahun, lalu menerima Roh Kudus di Yerusalem dan menjadi peginjil dunia yang luar biasa sejak umur yang masih tergolong muda!! Selain masih muda, mereka juga bukan anak yang tergolong cemerlang (top of the class), serta memiliki kemampuan finansial yang pas-pasan. Mereka anak-anak yang biasa, namun Tuhan mengetahui isi hati mereka. Mereka pun pada suatu tahap tertentu menunjukan tingkat kedewasaan yang tinggi. Disini pendidikan memberi peranan penting. Guru yang luar biasa akan menghasilkan murid yang luar biasa.

Daftar Murid-murid Tuhan Yesus:
1. Simon Petrus
2. Andreas saudara Simon
3. Yakobus bin Zebedeus
4. Yohanes saudara Yakobus
5. Filipus
6. Bartolomeus
7. Tomas
8. Matius
9. Yakobus bin Alfeus
10. Tadeus / Yudas bin Yakobus
11. Simon orang Zelot
12. Yudas Iskariot

References
Alkitab
ac3askanything.blogspot.com
bibleq.net/answer/4801
en.wikipedia.org
davidpaulkirkpatrick.com
gotquestions.org/how-old-were-Jesus-disciples
gotquestions.org/temple-tax
sarapanpagi.org/bar-mitsvah